Resensi Buku: “How To Win Friends & Influence People”

Pengetahuan teknis memang penting untuk memimpin suatu tim. Akan tetapi, kemampuan untuk menghadapi, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan orang lain adalah sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap pemimpin yang disegani. Disegani ya, bukan ditakuti.

Jpeg

Berbeda dengan pengetahuan teknis, kemampuan memimpin orang lain sangat minim diajarkan di sekolah-sekolah kita. Biasanya beberapa siswa mendapat pelajaran, atau lebih tepatnya pengalaman, ini dari kegiatan ekstrakurikuler. Tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini kan?

Pun demikian dengan kondisi Amerika Serikat di tahun 1915, dimana kondisi perekonomian sedang jatuh dan pendidikan pun tidak jelas arahnya kemana. Bahwasanya sebagian besar orang memang punya keahlian teknis, akan tetapi tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang baik. Tidak semua orang bisa membuat orang lain mau melakukan apa yang diperintahkannya.

Dengan segala kesulitan tersebut, seorang pemuda yang berasal dari desa sederhana, sangat tertarik dengan seni berbicara di hadapan orang lain.  Awalnya, dia merasa sangat gugup ketika mengikuti lomba pidato di kampusnya, akan tetapi, lama kelamaan dia menjadi juara tidak hanya sekali, namun berkali-kali setelahnya dan berturut-turut pula. Kawan-kawannya memohon pada pemuda ini untuk diajarkan cara berbicara yang baik. Hal inilah yang menginspirasi Dale Carnegie, nama pemuda tersebut untuk memberikan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana cara berbicara di hadapan orang lain dan cara menjadi pemimpin yang baik.

Mungkin terdengar klise ya. Sangat banyak iklan-iklan yang bermunculan dengan tema seperti ini. Akan tetapi, semua orang kala itu, yakin bahwa kelas/seminar Dale Carnegie berbeda dengan pembicara lainnya. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan. Tua, muda, amatir, profesional, pedagang roti, sampai eksekutif perusahaan. Semuanya tertarik mengikuti kelas Dale Carnegie karena dinilai simpel, cepat, dan sangat aplikatif dibandingkan dengan mempelajari psikologi manusia secara umum yang mungkin memerlukan waktu lama untuk dipelajari dan terlalu fundamental diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di sela-sela kegiatannya sebagai pembicara dalam seminarnya ini, Dale Carnegie menerbitkan sebuah buku. How To Win Friends & Influence People. Bagaimana cara mendapatkan teman dan mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi orang lain sama sekali bukan berarti memanipulasi atau menipu ya. Justru sebaliknya, kita berusaha untuk jujur kepada diri sendiri.

Salah satu  contoh kasus, ketika ada rekan kerja kita yang melakukan kesalahan, berkali-kali, yang membuat kita naik pitam, seringkali kita langsung melompat kepada inti permasalahan dengan cara mengkritik atau mengeluarkan kalimat yang tidak enak didengar. Kita seakan lupa akan kebaikan atau kelebihan rekan kita tersebut selama bekerja bersama. Lebih tepatnya kita memilih untuk melupakan kelebihannya dan berfokus pada kekurangannya saat itu. Ini namanya tidak jujur terhadap diri sendiri. Yang terjadi selanjutnya adalah adu mulut diantara kita dan rekan kerja kita sampai entah kapan. Manusia tidak tahan kritik, tidak bisa menerima kritik apalagi yang dibawakan dengan cara merendahkan seperti itu.

Salah satu instruksi Dale adalah, sebelum kita menyinggung kesalahan orang lain, sebaiknya kita awali dengan memuji kebaikannya. Intinya adalah menurunkan ego kita agar orang lain bisa mendengarkan kritik membangun yang akan kita sampaikan. Apakah ketika kita mengkritik pedas orang lain, dia akan melakukan apa yang kita inginkan? Kalau orang lain itu bawahan kita, bisa saja dia akan tetap melakukan pekerjaan yang diperintahkan. Tapi apakah dia akan melakukannya dengan senang hati? Tidak mungkin. Yang ada setelah itu malah terjadi pergunjingan di antara karyawan kita sendiri atau dia akan resign beberapa minggu kemudian.

Memang diperlukan latihan untuk bisa menurunkan ego tersebut. Begitupun dengan semua intruksi yang ada di buku ini. Tetapi jangan khawatir, instruksi yang diberikan cukup mudah untuk diikuti dan diterapkan dalam keseharian kita.

Buku ini terbagi atas empat bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa poin prinsip yang bisa kita latih. Mulai dari menghindari argumen (argumen ya, bukan diskusi), melemparkan senyum, cara menangani komplain pelanggan, cara memberikan perintah pada orang lain, dan masih banyak lagi. Dale Carnegie juga menuliskan pengalaman-pengalaman peserta seminarnya sebagai contoh kasus yang berhasil. Jadi dalam seminar ini setiap peserta diwajibkan untuk berbicara dalam batas waktu tertentu untuk menceritakan pengalamannya menerapkan prinsip yang diajarkan oleh Dale.

Harus diakui tidak semua orang dapat dipengarhuhi dengan cara seperti ini. Yah namanya orang, ada saja kelakuannya kan. Dale juga tidak menjanjikan keberhasilan 100%. Namun respon positif akan jauh lebih sering didapatkan jika kita menerapkan prinsip-prinsip tersebut.

ISBN                      : 978-1-4391-9919-0

Tahun Terbit      : 1936 (cetakan Pocket Books tahun 2010)

Penerbit              : Pocket Books

Penulis                 : Dale Carnegie

Genre                   : Nonfiksi, pengembangan diri

Tebal                     : 276 halaman (paperback)

Pembatas buku : Tidak ada

Estimasi waktu

membaca            : 4 jam

Rating                   : 9/10