Anak-anak Idealis, Dewasa Realistis, Tua Konservatif

       Judul di atas adalah pandangan saya terhadap pola pikir manusia, sifat dasarnya yang dipengaruhi egonya, hal ini saya rasakan sendiri dari semenjak kecil, yah namanya juga pendapat. Waktu kecil saya merasa dunia ini begitu ideal,iya gak sih? Yang ada cuma hitam putih, benar dan salah, gak memandang gimana persepsi orang lain yang mungkin berbeda. Kebenaran universal, mungkin itu panggilan yang tepat buat si dunia ideal ini. Contoh, waktu kecil kita mungkin memandang guru kita yang paling benar, semua yang dikatakannya dituruti dan dianggap benar. Hal ini berlaku bagi mereka-mereka yang mungkin dicap cupu waktu kecilnya. Dengan kata lain cupu itu kekanak-kanakan = idealis, tidak punya jiwa pemberontak terhadap apa yang dianggapnya ideal.

       Seiring dengan bertambahnya usia, saya semakin sadar kalau dunia ini tidak lagi hitam putih, tapi abu-abu. Siapa saja bisa benar dan salah, mau itu guru kah, presiden kah (kecuali Tuhan, alhamdulillah saya masih memiliki sisi idealis disini). Contoh di paragraf pertama tadi mungkin cuma berlaku buat yang dicap cupu saja,karena saya melihat bagi mereka yang notabene bandel, tidak mau nurut sama gurunya, berjiwa pemberontak, memiliki kedewasaan dan kepemimpinan alami yang lebih tinggi dari si idealis tadi. Hal ini dikarenakan mereka sudah lebih dahulu menyadari bahwa dunia ini memang realistis apa adanya, sempurna namun tidak ideal. Apakah kesadaran mereka ini yang membawanya pada kedewasaan ataukah sebaliknya saya pun tidak tahu. Yang jelas salah satu ciri dari kedewasaan menurut saya adalah realistis.

        Yang terakhir adalah sifat konservatif, sifat kolot dari seorang tua bangka dikendalikan oleh egonya. Saya mungkin belum setua itu, tapi berdasarkan pengalaman saya yang pernah menerima beberapa nasehat dari orang yang sudah berbeda jauh usianya,banyak nasehat yang bagus dan sangat dianjurkan untuk diresapi, tetapi saya merasa lebih sering ingin menimpali nasehatnya dengan “aduh zaman udah beda bro,sist!” Ya itulah manusia, egois,saya sekarang dalam fase menuju dewasa yang realistis, menilai semuanya dari sisi yang objektif berdasarkan ilmu dan pengalaman seadanya

Untuk sekarang saya lebih memilih menyeimbangkan antara idealis dan realistis

Leave a comment